Minggu, 13 November 2016

Eksplore Tana Toraja Dalam Satu Hari

Tana Toraja merupakan salah satu wisata andalan di Sulawesi Selatan. Meski Jarak dari kota Makassar cukup jauh, memakan waktu kurang lebih 8 jam, Tana Toraja tetap memiliki daya magis tersendiri untuk menarik wisatawan dalam negeri bahkan manca negara. Tana Toraja terkenal akan upacara adatnya seperti upacara adat kematian yang harus mengorbankan ratusan kerbau dalam prosesinya. Selain upcara adatnya, wisata alamnya juga menarik karena berada di daerha pegunungan.

Untuk menuju Tana Toraja, dari Makassar ada 2 alternatif yaitu melalui jalur udara dan darat. Jika jalur udara, hanya terdapat 3 penerbangan dalam seminggu yang melayani penerbangan Makassar-Tana Toraja yaitu di hari Selasa, rabu dan Jumat dengan harga tiket kurang lebih Rp350.000. untuk jalur darat, kita banyak memiliki alternatif pilihan bus yang melayani rute Makassar-Toraja antara lain Bus Primadona (No. Telepon telp : 0411 477 2290 / 0822 9130 5334), Bus Manggala Trans (No. Telepon  0411 582088 / 582828 / 085255543434), Bus Metro Permai (No. telp : 0411 582734 / 0813 4397 9596), Bus Bintang Prima (No.telp. 0411 2122232 / 085242878226), Bus Kharisma Transport (No.Telp. 0813 5505 9400 / 0821 7545 2005). Untuk harga tiket Bus berkisar Rp150.000 hingga Rp250.000 tergantung kelasnya. Untuk jam pemberangkatan Pukul 09.00 dan Pukul 21.00.

Eksplore Tana Toraja dalam satu hari?kenapa tidak. Kita dapat menggunakan Bus Malam hari dari Makassar hingga sampai di Toraja pada pagi harinya dan kembali ke Makassar malam harinya. Waktu itu saya menggunakan Bus Primadona dan memilih pemberangkatan yang malam hari. Perjalanan menuju Toraja melintasi jalan berliku setelah Kabupatan Enrekang.
Bus yang akan membawa saya ke Toraja
Satu hari di Toraja, kita dapat memilih eksplore Toraja bagian utara atau Toraja bagian Selatan, akan tetapi jika kita mampu mengatur waktu dengan baik, kita dapat mengunjungi keduanya. J
Rantepao Kala Pagi
Pagi itu, setibanya di Tana Toraja, saya bertemu dengan rekan saya Ino, teman dari Backpacker Makassar yang akan menemani saya muter-muter di Toraja. Setelah istirahat sejenak di Basecamp pecinta alam toraja, saya pun langsung menuju daerah Tana Toraja bagian utara.

Lokasi Pertama yaitu kami mengujungi Bori. Bori terletak di Desa Sesean, Toraja Utara. Di Bori ini kita dapat melihat Menhir-menhir tertata rapi. Untuk membangun batu-batu menhir ini, masyarakat Toraja harus melakukan ritual khusus yaitu “Rapasan Sapurandanan. Untuk ritual ini konon katanyaharus mengorbankan minimal 24 kerbau. Menurut kepercayaan, semakin tinggi menhir tersebut semakin tinggi pula derajat kebangsawanannya. Selain melihat batu menhir, disini juga kita dapat melihat kuburan bayi didalam pohon tarra. Bayi yang dikubur didalam pohon adalah bayi yang meninggal dibawah usia 6 bulan.
Perjalanan menuju Bori
Batu Menhir
Kuburan Batu
Kuburan Bayi di Pohon
Setelah dari Bori, kami pun menuju Lokomata. Lokomata mempunyai arti lubang, yang berarti kuburan di sebuah batu besar. Jadi ada sebuah batu besar sekali di pinggir jalan yg dilubangi berbentuk kotak-kotak  untuk penempatan jenazah orang yg meninggal. Lokomata terletak di Desa Lembang Tongabiru.  Untuk menuju Lokomata, kita harus melewati jalan berkelok sekaligus rusak, jadi mesti hati-hati ya :D
Perjalanan menuju Lokomata, kita akan melihat batu-batu besar di pertengahan sawah
Lokomata
Dari Lokomata, kami pun menuju selatan dan mengunjungi tempat paling terkenal di Toraja yaitu Ketekesu. Ketekesu merupakan sebuah tempat dimana kita dapat melihat banyaknya Tongkonan (rumah adat Toraja). Di Ketekesu juga kita dapat melihat tulang belulang berserakan di makam. Lokasi makam tersebut kurang lebih 100 meter dari tongkonan-tongkonan tersebut. Ketekesu jaraknya tidak jauh dari pusat kota Rantepao  yaitu terletak di Kampung Bonoran, Kelurahan Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi. Tongkonan di Ketekesu lengkap dengan ornamen-ornamen seperti tanduk kerbau. Tanduk-tanduk kerbau tersebut tersusun rapi dan semakin tinggi tanduk kerbau yang terpasang di rumah  semakin tinggi pula status sosial sang pemilik rumah.
Tongkonan, Rumah adat Toraja
Tulang belulang kuburan di Ketekesu
salah satu kerbanu yang ada di Ketekesu

Setelah dari ketekesu, kami pun mampir sebentar disebuah desa yang kala itu sedang melaksakan upacara adat Rambu Solok. Rambu Solok merupakan upacara adat kematian di Toraja. Rambu Solok bisa jadi merupakan upacara adat paling meriah dan paling mahal di Indonesia karena dalam prosesi adat ini harus mengorbankan ratusan kerbau. Pada awalnya, tata cara upacara Rambu Solok dalam kepercayaan Aluk Todolo, terogolong upacara yang rumit dan kompleks. Karena dalam upacara Rambu Solok meliputi tujuh tahapan, yaitu: Rapasan, Barata Kendek, Todi Balang, Todi Rondon, Todi Sangoloi, Di Silli, Todi Tanaan. Secara umum tujuan dari upacara yang termasuk kelompok Rambu Solok adalah untuk keselamatan arwah leluhur di alam puya dan kesejahteraan serta keselamatan manusia di dunia. Upacara Rambu Solok dilaksakaan dalam beberapa hari, ketika saya datang akan dilaksakana prosesi adu kerbau.
Mapusilaga Tedong atau adu kerbau, salah satu dari rangkaian Rambu Solok
Setelah melihat sebentar acara Rambu Solok, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Londa. Londa merupakan Kuburan batu. Wisata Toraja tidak jauh dengan wisata kuburan. Dinding batu terpampang peti mati tersusun rapi. Londa terletak di Desa Sandan. Harga tiket masuk ke kawasan londa sebesar Rp10.000
Pintu Masuk Londa
Londa
Setelah dari Londa, kami pun menuju Lemo. Lemo dan Londa tidak jauh berbeda yaitu merupakan kuburan di tebing batu. Lemo terletak di Jalan poros makale-toraja. Harga tiket masuk sebesar Rp5.000
Kuburan batu Lemo

Setelah dari Lemo, kami pun menuju Singki. Singki merupakan bangunan tinggi yang biasanya digunakan oleh para wisatawan untuk melihat kota Rantepao dari ketinggian. Di Singki ini terdapat Salib besar. Dari singki kita dapat melihat hijaunya persawahan dan seluruh bangunan di Kota Rantepao.
view Kota Rantepao dari Singki

Setelah dari Singki, kami pun kembali ke basecamp karena waktu sudah mulai gelap. Toraja dalam satu hari ini cukup mengesankan. Dan ketika menunggu bus, kebetulan di jalan utama Rantepao sedang ada acara tahunan yang melibatkan banyak penari adat dari seluruh kecamatan di Toraja. Beruntungnya ke Toraja ketika sedang banyak event seperti ini.
Event Tahunan di Toraja
Salah satu pedagang di acara tahunan di Toraja
semakin malam semakin meriah dan ramai
bus yang membawa saya kembali ke Toraja
akhirnya selesai juga perjalanan satu hari di Toraja, daerah dengan adat yang khas. sampai jumpa kembali...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar